Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mengawasi keamanan pangan dari produksi hingga distribusi.
“Kami pastikan sasaran menerima manfaat tanpa risiko kesehatan, termasuk keracunan,” ujar Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan BPOM, Ema Setyawati, Kamis (13/2/2025).
Pengawasan dilakukan melalui mitigasi dan komunikasi risiko keamanan pangan, mulai dari pemasokan bahan, produksi, hingga konsumsi. Selain itu, BPOM juga mengkaji setiap kasus Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB-KP) untuk mencegah kasus serupa terulang.
BPOM mengambil sampel dari 70.712 lokus konsumsi, seperti sekolah, madrasah, pesantren, dan posyandu, menggunakan metode stratified random sampling. Uji laboratorium mengacu pada PerMenkes No.2 Tahun 2023 dan PerBaPaNas No.10 Tahun 2024.
Selain itu, BPOM melakukan inspeksi dapur guna memastikan prosedur produksi yang aman serta mengawasi rantai distribusi pangan.
Ke depan, BPOM berkolaborasi dengan Universitas Pertahanan dalam pembentukan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Pelatihan SPPI gelombang III akan berlangsung Mei–Juli 2025.
“Dari program MBG ini, pemerintah dapat memetik pelajaran tentang pentingnya standar ketat, pemantauan evaluasi, sinergi akademisi, serta adaptasi kebijakan untuk peningkatan kompetensi,” tutup Ema.