Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan target pendapatan negara pada tahun 2025 sebesar Rp3.005,1 triliun. Sumber pendapatan terbesar berasal dari sektor perpajakan sebesar Rp2.490,9 triliun, diikuti oleh Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp513,6 triliun dan hibah Rp0,6 triliun.
Dari sisi pengeluaran, total belanja negara direncanakan mencapai Rp3.621,3 triliun, dengan rincian:
-Belanja pemerintah pusat: Rp2.701,4 triliun
-Transfer ke daerah (TKD): Rp919,9 triliun
Defisit APBN diperkirakan Rp616,2 triliun atau 2,53% dari GDP.
Prioritas Belanja
Menkeu menyebutkan bahwa belanja pemerintah pusat difokuskan pada berbagai program strategis, antara lain:
-Swasembada pangan dan energi
-Program makan siang gratis
-Pendidikan dan kesehatan
-Perlindungan sosial
Belanja pendidikan menjadi alokasi terbesar, mencapai Rp724,3 triliun, menjadikannya prioritas tertinggi dalam APBN.
Asumsi Makroekonomi 2025
-Pertumbuhan ekonomi: 5,2%
-Inflasi: 2,5%
-Tingkat bunga SBN 10 tahun: 7%
-Nilai tukar rupiah: Rp16.000/USD
-Harga minyak mentah: USD82 per barel
-Lifting minyak: 605 ribu barel per hari
-Lifting gas: 1.005.000 barel per hari
Fokus Pembangunan
APBN 2025 dirancang untuk mendukung stabilitas dan inklusivitas. Pemerintah juga mengakselerasi nilai tambah ekonomi melalui hilirisasi industri dan berkomitmen menjaga keberlanjutan pembangunan prioritas.
Kebijakan ini disampaikan Menkeu dalam acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan alokasi TKD 2025 di Istana Kepresidenan, Jakarta, yang turut diisi dengan peluncuran e-katalog versi 6.0.