Palang Merah Indonesia (PMI) bekerja sama dengan Kementerian Sosial kembali menggelar Upacara Penganugerahan Satyalancana Kebaktian Sosial (SLKS) untuk Donor Darah Sukarela (DDS) yang telah mendonorkan darah sebanyak 100 kali atau lebih. Acara ini diadakan setelah jeda empat tahun akibat pandemi.
Sebanyak 1.591 DDS yang mendonorkan darah 100 kali selama periode 2019-2020 dari 26 provinsi menerima penghargaan di Jakarta. Wakil Presiden Ma’ruf Amin secara simbolis menyerahkan penghargaan tersebut kepada perwakilan DDS yang telah mendonorkan darah 100 kali atau lebih dari masing-masing provinsi (Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Kepulauan Riau, Riau, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta, DIY, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Papua, Aceh, dan Jambi).
Dalam pidatonya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi kepada para donor yang dianggap sebagai pahlawan kemanusiaan.
“Keberadaan DDS memberikan manfaat, tidak hanya bagi para pendonor tetapi juga bagi mereka yang menerima darah. Setetes darah dapat memberi harapan dan motivasi bagi mereka untuk pulih dan kembali menjalani aktivitas normal. Karena itu, para pendonor darah dapat disebut sebagai pahlawan kemanusiaan. Dengan sukarela dan tanpa pamrih, mereka membantu menyelamatkan nyawa dan menjaga keberlangsungan hidup manusia,” jelas Wakil Presiden.
Satyalancana Kebaktian Sosial adalah penghargaan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah kepada para pendonor darah atas dedikasi mereka dalam mendonorkan darah sebanyak 100 kali. Dari total penerima penghargaan, 1.523 orang adalah laki-laki dan 68 orang adalah perempuan. Jawa Timur menjadi provinsi dengan pendonor 100 kali terbanyak, berjumlah 628 orang.
Di antara para pendonor, Darmopawiro (76 tahun) dari Jawa Tengah adalah pendonor tertua, sementara Yunus Effendi (43 tahun) dari Jawa Timur adalah yang termuda. Gindo Panggabean dari Sumatra Selatan tercatat sebagai pendonor terbanyak dengan 164 kali donasi. Selain itu, DDS Aferesis termuda yang telah mendonorkan darah 100 kali adalah Racmat Hidayat (29 tahun) dari DKI Jakarta (161 kali), dan pendonor darah Aferesis terbanyak adalah I Putu Gede Suartika dari Bali dengan 212 kali donasi.
Ketua PMI Jusuf Kalla melaporkan bahwa PMI telah memenuhi sekitar 93% kebutuhan darah nasional. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara Unit Donor Darah (UDD) PMI dan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) untuk meningkatkan kualitas layanan darah.
“Saat ini, Unit Donor Darah (UDD) Pusat PMI bersama 237 UDD PMI yang tersebar di seluruh Indonesia telah memenuhi sekitar 93% kebutuhan darah nasional. Untuk menghasilkan darah berkualitas lebih tinggi, UDD PMI dan UTDRS di kota/kabupaten yang sama dapat bekerja sama secara sinergis sebagai mitra,” ujar Jusuf Kalla.
Data PMI mencatat bahwa terdapat lebih dari 2,8 juta pendonor darah sukarela, sebagian besar di antaranya adalah pendonor rutin, dan sekitar 13 ribu pendonor darah sukarela telah menerima Satyalancana Kebaktian Sosial. Mereka tersebar dari Aceh hingga Papua.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri Investasi BKPM, Yuliot Tanjung, para Gubernur dari berbagai daerah, pejabat PMI, mitra korporasi, dan Kepala Delegasi dari mitra Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.