MAHASISWA MALUKU DESAK PRABOWO ANGKAT ORANG MALUKU JADI MENTERI

Fokus, Regional53 Dilihat

AMBON – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Tabaos Maluku Menggugat mendesak Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengangkat putra-putri terbaik Maluku dalam kabinet kerjanya sebagai menteri.

Permintaan tersebut disampaikan melalui aksi damai yang berlangsung di kawasan Bundaran Poka hingga depan Kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Selasa (15/10/2024). Aksi yang dipimpin oleh Usama Bugis ini mendapat pengawalan ketat dari aparat Kepolisian Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease.

Massa mendesak Pemerintah Pusat, khususnya Presiden terpilih Prabowo Subianto, untuk memberikan kesempatan kepada putra-putri Maluku yang berkualitas untuk menjabat sebagai menteri.

“Kami meminta Pemerintah Pusat untuk mengangkat orang Maluku sebagai menteri,” seru Usama mewakili massa aksi dalam orasinya.

Usama menyoroti bahwa sejak kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Presiden Jokowi, bahkan saat ini di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto, Maluku masih merasa diabaikan. Padahal, menurutnya, Maluku memiliki banyak individu cerdas yang mampu bersaing dengan putra-putri dari daerah lainnya.

“Yang paling terpenting di momentum pergantian kepemimpinan presiden Republik Indonesia saat ini, kami meminta dengan tegas bahwa satu poin penting yaitu bagaimana putra-putri Maluku yang punya kemampuan dan kualitas juga harus diakomodir sebagai menteri dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran,” tegasnya.

Usama mengungkapkan bahwa sejak era pemerintahan SBY hingga Presiden Jokowi, Maluku masih tertinggal dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Meskipun Presiden Jokowi sempat berjanji untuk membangun Ambon New Port (ANP) sebagai basis perikanan terpadu Indonesia, janji tersebut belum direalisasikan dengan alasan keterbatasan anggaran.

“Tetap ketika pembahasan DFD, dan Blueprint, pemerintah daerah mengusulkan kepada kementerian tiba-tiba program itu dibatalkan dengan alasan bahwa, adanya terjadi ranjau pengeboman dari zaman perang dunia pertama. Sehingga tidak bisa dibangun pelabuhan dermaga prakalenter Indonesia timur di lokasi tersebut,” ungkap mereka dengan nada kecewa.

Setelah berorasi di Bundaran Poka, massa aksi melanjutkan perjalanan menuju Jembatan Merah Putih (JMP) dan kembali ke gerbang Kampus Unpatti. Sesampainya di depan gerbang Unpatti, massa aksi langsung memblokir badan jalan, yang menyebabkan kemacetan dan merepotkan aparat keamanan yang semula mengawal jalannya aksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *