KALAH 0-4 DARI JEPANG DAN 0-15 DARI BELANDA, NATURALISASI DIGUGAT

Fokus, Olahraga54 Dilihat

Pengusaha sekaligus Pemimpin Umum media ini, Mohamad Iqbal Miad MBA, mempertanyakan kembali gencarnya Indonesia melakukan naturalisasi dengan alasan untuk mendongkrak prestasi olah raga,

“Tampaknya kita perlu mempertimbangkan kembali gencarnya naturalisasi untuk mendongkrak prestasi olah raga Indonesia. Prestasi sepak bola, olah raga yang paling sering dijadikan alasan melakukan naturalisasi, tidak semoncer bulu tangkis padahal cabang olah raga itu tidak dijadikan alasan untuk melakukan naturalisasi,” katanya pada Senin (18/11/2024).

Dilanjutkannya, olah raga lain seperti bola voli, bola basket, maupun pencak silat justru memperlihatkan prestasi yang lebih menggairahkan.

“Tampaknya ada masalah lain di luar naturalisasi yang juga perlu segera dibenahi setelah Tim Garuda dikalahkan Jepang 0-4 di depan hidung suporter sendiri dan kalahnya Timnas Putri Indonesia dari Belanda dengan skor sangat telak 0-15,” ucap Iqbal.

Iqba mencontohkan pasangan Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang berhasil menyegel gelar juara Kumamoto Japan Masters 2024. Pasangan ganda ini menekuk tuan rumah Takuro Hoki/Yugo Kobayashi lewat rubber game, 21-15, 17-21 dan 21-17 di Kumamoto Prefectural Gymnasium, Jepang, Minggu kemarin.

Sebelum itu Timnas Basket Putra Indonesia kembali mencatat kemenangan dalam laga uji coba persiapan Window 2 Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025 atas Timnas Singapura 88-60 di Dewa United Arena, Tangerang, Jumat (15/11/2024) malam.

Lalu, Timnas Basket Putra Indonesia berhasil mencatatkan kemenangan meyakinkan dalam laga uji coba melawan Malaysia Select Team dengan skor akhir 92-61 di Dewa United Arena, Tangerang, Banten.

“Pertanyaannya, mengapa tanpa heboh berita naturalisasi prestasi cabang-cabang olah raga lain menunjukkan performa positif? Mengapa kalangan DPR, pada setiap pembahasan tentang naturalisasi tidak mempersoalkan moncernya cabang olah raga bulu tangkis padahal tanpa naturalisasi?” lontar Iqbal bernada menggugat.

“Kita semua tahu, melalui Susi Susanti dan Alan Budikusuma Indonesia merebut panggung sejarah sebagai peraih emas pertama cabang olah raga itu di Olimpiade saat digelar di Barcelona tahun 1992. Tanpa bulu tangkis yang tak mengalami gegap-gempita naturalisasi, tampaknya tak mungkin tanah air mendapat kehormatan luar biasa itu. Jadi masihkah kita meyakini naturalisasi merupakan sihir paling mustajab untuk olah raga tanah air? Butuh berapa orang lagi kita membagikan KTP kepada atlet-atlet hingga menghasilkan prestasi yang prima?” lanjutnya.

“Mungkin baiknya kita memikirkan naturalisasi untuk cabang olah raga lain saja,” pungkas Iqbal Miad.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *