KEMENTERIAN PERTANIAN TEGASKAN TAK ADA RENCANA IMPOR SUSU VIETNAM

Ekonomi, Fokus, Nasional382 Dilihat

Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk mengimpor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Pernyataan ini disampaikan untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Moch. Arief Cahyono, menjelaskan bahwa fokus kementerian adalah mengajak investor dari Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia, bukan melakukan impor susu. “Perlu ditegaskan bahwa Indonesia tidak merencanakan impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan yang diinisiasi oleh Kementan adalah mengundang investor asal Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia dengan tujuan meningkatkan produksi susu nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu, 27 Oktober 2024.

Arief ingin memperjelas informasi yang beredar terkait pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengenai investasi perusahaan Vietnam untuk produksi susu sebesar 1,8 juta ton. Ia mengungkapkan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Vietnam difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi dalam negeri guna mencapai kemandirian pangan, sesuai arahan Presiden.

Investor asal Vietnam berencana mengembangkan industri sapi perah di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dengan mengelola lahan seluas 10.000 hektar dan membangun fasilitas pengolahan susu. Proyek ini diproyeksikan akan menghasilkan hingga 1,8 juta ton susu per tahun. “Target produksi ini bukanlah hasil dari impor susu, melainkan dari kapasitas produksi lokal yang akan dibangun dan ditingkatkan melalui investasi tersebut,” jelasnya.

Jika investasi tersebut berjalan sesuai rencana, Arief memperkirakan produksi susu dari industri dalam negeri akan mencapai 1,8 juta ton dalam tiga hingga lima tahun ke depan. Ini diharapkan dapat memenuhi sekitar setengah dari kebutuhan nasional yang saat ini masih bergantung pada impor sebesar 3,7 juta ton per tahun.

Arief menambahkan bahwa langkah ini diharapkan membawa dampak positif, termasuk penciptaan lapangan kerja, penurunan angka pengangguran, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan di sekitar lokasi investasi. Rencana strategis ini merupakan langkah konkret Kementan dalam menekan ketergantungan impor dan memperkuat industri persusuan nasional, sejalan dengan arahan Presiden untuk mencapai kemandirian pangan nasional.

Sumber RRI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *