GUS MIFTAH BUKAN WAKIL MENTERI

Fokus, Nasional65 Dilihat

JAKARTA – Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah tokoh penting ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Salah satu tokoh yang hadir adalah Miftah Maulana Habiburrahman atau yang dikenal sebagai Gus Miftah. Dalam keterangannya, Gus Miftah menyebut bahwa dirinya tidak diminta oleh Prabowo untuk menjadi wakil menteri (wamen).

“Yang jelas bukan wakil menteri. Itu sih intinya,” kata Gus Miftah saat ditemui usai pertemuan tersebut.

Gus Miftah menjelaskan bahwa Prabowo memintanya untuk fokus pada isu-isu terkait moderasi dan toleransi. “Dan juga bukan dalam bentuk badan ya. Tapi yang jelas diperintahkan untuk lebih fokus pada masalah toleransi dan moderasi,” ujarnya.

Profil Gus Miftah

Miftah Maulana Habiburrahman, atau lebih dikenal sebagai Gus Miftah, adalah seorang da’i muda dari Nahdlatul Ulama (NU). Ia dikenal karena pendekatan dakwahnya yang menjangkau kaum marjinal, baik di dalam maupun di luar lingkungan pesantren.

Mengutip publikasi “Dakwah Virtual Gus Miftah Dalam Membangun Ukhuwah Islamiyah Di Era Pemerintahan Jokowi Periode 2019-2021” oleh Nila Ulinnuha Zumaida, Gus Miftah lahir di Lampung pada 5 Agustus 1981. Ia merupakan putra dari M. Murodhi bin M. Boniran bin Kyai Usman, serta keturunan ke-9 dari Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri Pondok Pesantren Tegalsari di Ponorogo.

Gus Miftah dibesarkan di Yogyakarta dalam lingkungan pesantren. Ia mengenyam pendidikan di MTS dan MAN di Pondok Pesantren Bustanul I’lum, kemudian melanjutkan studi di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 1999, meski tidak sampai selesai. Pada 2023, ia berhasil meraih gelar sarjana di Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Selama kuliah, Gus Miftah aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), yang memiliki afiliasi dengan Nahdlatul Ulama.

Perjalanan Dakwah

Gus Miftah memulai perjalanan dakwahnya saat berusia 21 tahun. Dai yang memiliki nama kecil Miftah An’am Maulana Habiburrahman ini dikenal memiliki cara berdakwah yang unik dan inklusif. Ia menyasar semua kalangan, termasuk para preman, penjudi, dan pekerja di dunia malam.

Pendekatan ini terinspirasi dari KH Hamim Tohari Djazuli atau yang lebih akrab disapa Gus Miek, seorang kiai terkenal asal Kediri. Gus Miftah menekankan pentingnya menjangkau kelompok-kelompok yang sering tersisih agar dakwah bisa lebih merangkul dan inklusif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *