BOALEMO SMART SCHOOL: JEJAK DIGITALISASI PENDIDIKAN DARI TIMUR UNTUK INDONESIA

Di bibir Pantai Bolihutuo, suara debur ombak bersahut dengan riuh tepuk tangan para guru, murid, dan tokoh masyarakat. Sabtu pagi itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti meresmikan lahirnya Boalemo Smart School — sebuah langkah berani yang digadang jadi mercusuar transformasi pendidikan digital di kawasan timur Indonesia.

Bagi Abdul Mu’ti, smart school bukan sekadar jargon. “Ini bukan hanya soal internet atau gadget baru. Ini cara baru mendidik: adaptif, inklusif, dan memberdayakan,” ujarnya lugas dalam keterangan tertulis, Minggu (15/6).

Konsep smart school ini merajut mimpi sederhana: anak-anak di dusun terpencil Boalemo tetap bisa belajar dengan standar yang sama seperti teman-teman sebayanya di kota besar. Dari distribusi perangkat belajar, koneksi internet, hingga pelatihan digital bagi guru — semua disiapkan untuk meretas sekat geografis.

Rum Pagau, Bupati Boalemo, menyebutnya tonggak sejarah baru. “Kami ingin anak-anak kami yang tinggal jauh dari pusat kota tetap mendapat hak atas pendidikan berkualitas,” tuturnya, penuh harap.

Senator Syarif Mbuinga bersama jajaran Forkopimda dan DPRD turut hadir, memberi restu agar jejak digitalisasi ini tidak sekadar seremoni, tapi menular ke pelosok lain di Gorontalo.

Usai peresmian, Abdul Mu’ti mengumpulkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) se-Gorontalo. Silaturahmi lintas kepala sekolah dan guru ini jadi panggung konsolidasi: membangun sistem pendidikan modern yang tak hanya top-down, tapi juga menampung aspirasi dari lapangan.

Boalemo Smart School tidak berdiri di awang-awang teknologi belaka. Di balik jaringan internet, ada semangat merawat budaya lokal dan nilai-nilai spiritual. Teknologi dijadikan jembatan, bukan penghapus kearifan.

Semangatnya sederhana: keadilan akses untuk semua anak negeri, dari pesisir Bolihutuo hingga bukit terpencil Boalemo. Bila berhasil, model ini bisa jadi cermin bahwa digitalisasi pendidikan Indonesia tidak hanya menempel di brosur program, tapi benar-benar hidup di ruang kelas, di tangan guru, di hati anak-anak.

Satu titik terang dari timur — untuk Indonesia yang tak lagi terbelah oleh jarak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *