Ketua DPR RI, Puan Maharani, mendesak aparat penegak hukum untuk segera menyelidiki dan menindaklanjuti temuan ladang ganja di kawasan konservasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur. Puan juga meminta agar jaringan atau sindikat peredaran ganja yang terkait dengan ladang tersebut segera dibongkar.
“Saya minta kepada aparat penegak hukum untuk menyelidiki, menindaklanjuti, dan membongkar dari mana dan kenapa itu bisa terjadi,” tegas Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/3/2025).
Puan menegaskan bahwa penanaman ganja, sebagai salah satu jenis narkotika golongan I, seharusnya tidak terjadi di kawasan konservasi seperti TNBTS. “Terkait dengan hal itu, karena memang ini baru ditemukan, harusnya hal itu tidak boleh terjadi,” ujarnya.
KOMISI III DPR MINTA LAPORAN TERTULIS DARI POLRI
Sementara itu, Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, menyatakan bahwa pihaknya akan meminta laporan tertulis dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terkait kasus penemuan ladang ganja di TNBTS. Permintaan tersebut telah disampaikan kepada petugas penghubung Komisi III DPR RI dengan Polri.
Habiburokhman menekankan pentingnya komunikasi intens antara Komisi III DPR dan Polri untuk memastikan laporan tersebut segera diserahkan. “Agar dalam waktu paling cepatnya memberikan laporan tertulis kepada kami terkait kasus ini,” kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/3/2025).
MENTERI KEHUTANAN BANTAH ISU PENUTUPAN TNBTS KARENA LADANG GANJA
Sebelumnya, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menjelaskan bahwa penemuan ladang ganja di TNBTS merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Polri. Ia membantah isu yang menyebutkan bahwa penutupan TNBTS terkait dengan keberadaan ladang ganja tersebut.
“Bahwa ladang ganja itu bukan hasil karya teman-teman Taman Nasional di sana. Tapi itu bekerja sama dengan kepolisian untuk menemukan ladangnya,” jelas Menhut Raja Juli Antoni dalam pernyataan terkonfirmasi di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Menhut menyampaikan bahwa penemuan ladang ganja dilakukan dengan menggunakan drone dan pemetaan bersama pihak Polri serta polisi hutan. Ia menegaskan bahwa penemuan ini justru membantah isu yang menyebutkan TNBTS ditutup untuk menutupi keberadaan ladang ganja.
“Pakai drone segala macam, dan itu tidak terkait dengan penutupan taman nasional. Kan isunya ‘oh ditutup supaya ganjanya tidak ketahuan’, justru dengan drone, dan teman-teman di Taman Nasional yang menemukan titiknya bersama Polhut, itu kita cabut dan menjadi barang bukti yang kita bawa ke polisi,” tegasnya.
Temuan ladang ganja di kawasan konservasi TNBTS telah menimbulkan keprihatinan berbagai pihak, termasuk DPR RI. Puan Maharani dan Habiburokhman mendesak aparat penegak hukum untuk segera menindaklanjuti kasus ini dan membongkar jaringan peredaran ganja yang terlibat. Sementara itu, Menhut Raja Juli Antoni menegaskan bahwa penemuan ladang ganja merupakan hasil kerja sama antara Kemenhut dan Polri, serta membantah isu penutupan TNBTS terkait dengan kasus tersebut.
SUMBER : ANTARA