Jusuf Kalla (JK) mengagumi etos kerja rakyat Gaza yang mampu membangun infrastruktur kompleks meski hidup dalam blokade dan serangan brutal. Salah satu bukti ketangguhan mereka adalah jaringan terowongan bawah tanah sepanjang 400 km, dibangun tanpa teknologi canggih.
“Mereka tak punya peralatan modern, tapi bisa membangun terowongan untuk bertahan dan melawan. Luar biasa!” ujar JK. Terowongan itu berfungsi ganda: tempat berlindung dari serangan udara Israel dan basis pertahanan Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas.
KETAHANAN PALESTINA MELAWAN TEKNOLOGI MILITER ISRAEL
JK menyoroti perbedaan kekuatan antara Hamas dan Israel. IDF didukung teknologi tinggi seperti AI, persenjataan AS, dan jet tempur F-35, sementara Hamas bertahan dengan taktik gerilya. “Secara teknologi kalah jauh, tetapi Hamas menang dalam semangat juang. Israel gagal menghancurkan perlawanan mereka,” tegasnya.
CINTA TANAH AIR YANG TAK TERGANTIKAN
JK membandingkan rakyat Gaza dengan pejuang kemerdekaan Indonesia yang berkorban demi kebebasan. Mereka tidak ingin direlokasi ke negara lain, melainkan ingin hidup tenang dan merdeka di tanah leluhur mereka.
“Tujuan mereka bukan sekadar bertahan, tapi merdeka!” tegas JK, menolak usulan Donald Trump yang ingin merelokasi warga Gaza ke negara lain. Usulan ini juga mendapat kecaman dari PBB, Inggris, Mesir, Yordania, dan organisasi internasional lainnya.
PENOLAKAN GLOBAL ATAS RELOKASI PAKSA
Rencana Trump untuk merelokasi warga Gaza ke Mesir atau Yordania dianggap sebagai bentuk “pembersihan etnis sistemik” oleh Palestina. Mesir dan Yordania justru menjadi penentang utama usulan ini. “Warga Gaza bagian tak terpisahkan dari Palestina. Kami menolak jadi alat politik Zionis,” tegas juru bicara pemerintah Mesir.
PBB menegaskan bahwa pemindahan penduduk secara paksa melanggar Konvensi Jenewa dan memperparah krisis kemanusiaan.
DUNIA HARUS BERPIHAK PADA KEMANUSIAAN
JK menekankan bahwa solusi sejati adalah menghentikan pendudukan Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina. “Dunia tidak boleh menutup mata terhadap kejahatan kemanusiaan,” ujarnya.
Data menunjukkan lebih dari 47.000 warga Gaza tewas dalam perang terakhir, 70% di antaranya perempuan dan anak-anak. Infrastruktur hancur, rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah luluh lantak. “Ucapan belasungkawa tidak cukup. Dunia wajib bertindak konkret!” tandas JK.
SUMBER: DMI