Wakil Ketua MPR RI, Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA, menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi kekerasan di Gaza yang terus menelan korban sipil. Ia mengecam keras serangan militer Israel yang dinilai tidak hanya brutal, tetapi juga menjadikan titik distribusi bantuan sebagai medan pembantaian.
“Penyaluran bantuan yang dimonopoli oleh militer Israel dan AS justru berubah menjadi alat genosida. Warga Gaza yang datang mencari makanan justru ditembaki. Ini bukan distribusi bantuan, tapi perang terhadap kemanusiaan,” ujar Hidayat dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (2/7).
Hidayat menyerukan agar komunitas internasional, terutama PBB, Liga Arab, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), segera mengambil langkah nyata dan tegas untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang berlangsung di Jalur Gaza. Ia menilai, keterlibatan militer dalam penyaluran bantuan telah menjadikan bantuan kemanusiaan sebagai instrumen kekerasan yang melanggengkan krisis.
“Saya mendukung penuh seruan 170 organisasi masyarakat sipil dunia, termasuk Amnesty International, yang menolak mekanisme distribusi ala AS dan Israel. Pengelolaan bantuan harus dikembalikan ke tangan UNRWA, lembaga resmi PBB yang punya rekam jejak baik di Palestina,” tegasnya.
Menurut data yang dikutip Hidayat, lebih dari 500 warga Palestina tewas dan lebih dari 4.000 terluka selama proses distribusi bantuan. Pada Rabu (2/7) saja, 109 orang dilaporkan tewas saat mengantre makanan sejak subuh.
“Ini tidak masuk akal. Makanan seharusnya tidak dibagikan dengan peluru. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang melampaui batas nalar,” ucapnya.
Hidayat turut menyinggung laporan surat kabar Haaretz yang menyebut tentara Israel menerima perintah langsung untuk menembak warga yang mengantre bantuan. Fakta ini, menurutnya, membuktikan bahwa kebijakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tengah dipertanyakan bahkan di dalam negeri sendiri.
Ia juga merujuk pernyataan Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, yang menilai tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan mendesak pengenaan sanksi internasional terhadap Israel.
“Saya mendukung penuh seruan Francesca: beri sanksi, keluarkan Israel dari PBB, hentikan suplai senjata, dan akui negara Palestina. Dunia tidak bisa lagi hanya bicara. Saatnya bertindak,” tegasnya.
Lebih lanjut, Hidayat meminta agar ICJ, ICC, dan Dewan Keamanan PBB segera menindaklanjuti putusan dan resolusi yang sudah dikeluarkan terhadap Israel. Menurutnya, penghentian genosida adalah langkah mendesak demi menyelamatkan kemanusiaan dan peradaban global.
Ia juga berharap kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Arab Saudi membawa misi konstitusional dalam membangun perdamaian dunia, selain urusan bilateral seperti proyek Kampung Haji.
“Semoga Presiden Prabowo dapat mengajak Arab Saudi dan negara-negara lain untuk bersama hentikan genosida, buka akses bantuan kemanusiaan, dan memulihkan peradaban. Ini bukan hanya krisis Palestina, ini krisis umat manusia,” pungkasnya.