Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap tawaran kerja ke Kamboja, Thailand, dan Myanmar, terutama yang beredar di media sosial. Pemerintah tidak memiliki kerja sama penempatan resmi dengan ketiga negara tersebut.
“Indonesia tidak punya perjanjian penempatan tenaga kerja dengan Kamboja, Thailand, dan Myanmar. Jadi kalau ada tawaran, harap sangat berhati-hati,” kata Karding dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Peringatan ini disampaikan menyusul kematian dua pekerja migran nonprosedural asal Indonesia, Ihwan Sahab dari Bekasi dan Rizal Sampurna dari Banyuwangi, yang diduga menjadi korban perdagangan orang dan eksploitasi kerja di Kamboja.
Menurut Karding, banyak tawaran kerja dari tiga negara itu justru berujung pada kasus human trafficking dan eksploitasi digital seperti penipuan daring (online scam). “Kami minta seluruh masyarakat bantu beri pemahaman ke saudara atau tetangga. Banyak yang berangkat tanpa prosedur, akhirnya jadi korban,” ujarnya.
Rizal Sampurna diketahui berangkat ke Kamboja melalui Malaysia pada Oktober 2024. Ia sempat menghubungi keluarga dan mengaku bekerja sebagai scammer, bahkan mengirimkan foto dirinya dengan tangan diborgol. Pada 6 April, keluarganya mendapat kabar bahwa Rizal meninggal dunia, meski tak disertai bukti otentik.
Sementara Ihwan Sahab dikabarkan meninggal dunia pada 14 April 2025 setelah dirawat di RS Kratie, Kamboja, akibat benturan di kepala yang diduga menyebabkan pendarahan otak. KBRI Phnom Penh telah memfasilitasi pemakamannya di Kamboja dengan persetujuan keluarga.
Hasil penelusuran Kementerian P2MI menyebutkan, nama keduanya tidak tercatat dalam Sistem Penempatan dan Pelindungan PMI (SISKOP2MI), yang mengindikasikan keberangkatan mereka bersifat nonprosedural dan tanpa pelindungan hukum negara.
“Kami telah berkoordinasi dengan KBRI Phnom Penh dan terus berupaya agar tidak ada lagi warga kita yang menjadi korban,” tegas Menteri Karding.
SUMBER: ANTARA