TERKESAN MISKIN, DPR DORONG SEKOLAH RAKYAT GANTI NAMA

Fokus, Nasional21 Dilihat

Pendidikan merupakan pilar utama dalam pembangunan bangsa, dan setiap anak berhak mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas tanpa stigma negatif. Namun, menurut Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina, realitas di lapangan menunjukkan bahwa beberapa institusi pendidikan, seperti Sekolah Rakyat, sering kali dianggap sebagai sekolah untuk kalangan kurang mampu, sehingga menimbulkan kesan negatif di masyarakat.​

Kata Selly, Sekolah Rakyat didirikan dengan tujuan mulia untuk memberikan pendidikan kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu secara ekonomi. Namun, label “rakyat” dalam nama tersebut sering kali disalahartikan sebagai sekolah bagi kalangan miskin, sehingga menimbulkan stigma sosial. Akibatnya, banyak orang tua enggan menyekolahkan anak-anak mereka di Sekolah Rakyat karena khawatir akan pandangan negatif dari lingkungan sekitar.​

Stigma tersebut tidak hanya memengaruhi citra Sekolah Rakyat, tetapi juga berdampak pada kualitas pendidikan yang diberikan. Dengan minimnya partisipasi masyarakat, sekolah-sekolah ini sering kali menghadapi keterbatasan sumber daya, baik dari segi tenaga pengajar maupun fasilitas pendukung. Hal ini tentu berpengaruh pada proses belajar mengajar dan hasil pendidikan yang dicapai oleh siswa.​

Untuk mengatasi stigma tersebut, diperlukan inovasi dalam penamaan dan konsep pendidikan yang ditawarkan. Mengganti nama “Sekolah Rakyat” dengan istilah yang lebih netral dan positif dapat membantu mengubah persepsi masyarakat. Misalnya, menggunakan nama seperti “Sekolah Nusantara” atau “Sekolah Madani” yang mencerminkan semangat inklusivitas dan kemajuan.​

Selain perubahan nama, peningkatan kualitas pendidikan dan fasilitas juga menjadi kunci utama dalam mengubah citra sekolah. Pemerintah dan pihak terkait perlu memberikan perhatian lebih dalam hal pendanaan, pelatihan guru, serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan demikian, sekolah-sekolah ini dapat bersaing dengan institusi pendidikan lainnya dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat.​

Masyarakat juga memegang peranan penting dalam mengubah stigma terhadap Sekolah Rakyat. Dengan memberikan dukungan moral dan material, serta aktif terlibat dalam kegiatan sekolah, masyarakat dapat membantu meningkatkan citra dan kualitas pendidikan yang diberikan. Selain itu, kesadaran akan pentingnya pendidikan inklusif tanpa memandang latar belakang ekonomi perlu terus ditanamkan.​

Stigma negatif terhadap Sekolah Rakyat sebagai sekolah bagi kalangan miskin merupakan tantangan yang perlu segera diatasi. Melalui perubahan nama, peningkatan kualitas pendidikan, dan peran aktif masyarakat, diharapkan sekolah-sekolah ini dapat menjadi lembaga pendidikan yang membanggakan dan diminati oleh semua kalangan. Pendidikan yang berkualitas dan inklusif adalah hak setiap anak bangsa, tanpa terkecuali.

SUMBER : PARLEMENTARIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *