Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut cuaca ekstrem sebagai penyebab utama lonjakan harga cabai, terutama cabai rawit merah. Produksi menurun akibat curah hujan tinggi, banjir, angin kencang, dan serangan hama.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono, mengungkapkan harga cabai rawit merah di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, mencapai Rp160 ribu/kg, naik 180,7 persen di atas harga acuan pemerintah. Kenaikan serupa terjadi di 326 kabupaten/kota berdasarkan data Panel Harga Pangan minggu kedua Januari 2025.
Bapanas berencana mengatasi kenaikan ini melalui subsidi transportasi, fasilitasi distribusi pangan, dan gerakan pangan murah. Namun, Maino mengingatkan agar mobilisasi cabai dari sentra produksi seperti Jabodetabek dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu daerah lain.
Sementara itu, Ketua AACI Kabupaten Banjarnegara, Teguh Suprapto, memperkirakan harga cabai rawit merah akan turun dalam 1-2 pekan ke depan karena panen raya di dataran rendah seperti Kediri dan wilayah Jawa Timur.
Di tingkat petani, harga cabai rawit merah saat ini berkisar Rp70.000-Rp75.000/kg, sementara cabai merah keriting di Banjarnegara mencapai Rp55.000/kg.
