Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan keyakinannya bahwa target produksi minyak atau lifting pada tahun 2025 sebesar 605 ribu barel per hari (bph) akan tercapai sesuai yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tri Winarno, dalam pernyataan resmi pada Senin (30/6/2025). “Kami optimistis untuk tahun 2025 ini kita untuk pertama kali mencapai target APBN. Insyaallah,” kata Tri.
Hingga Mei 2025, realisasi lifting minyak masih tercatat di angka 568 ribu bph, di bawah target 605 ribu bph. Namun, pemerintah masih menilai capaian tersebut masih bisa dikejar seiring upaya percepatan produksi yang sedang dilakukan.
Sementara itu, pemerintah juga telah menetapkan target sementara untuk Rancangan APBN 2026 sebesar 610 ribu bph—hanya naik 5 ribu bph dari tahun ini. Menurut Tri, kenaikan target tersebut dihitung secara realistis dengan mempertimbangkan penurunan produksi alami dari sejumlah sumur tua.
“Selalu ada penurunan natural setiap saat. Nah, itu kami antisipasi,” ujarnya.
GAS BUMI TURUN, TETAP DALAM KISARAN TARGET
Di sisi lain, lifting gas bumi pada Mei 2025 tercatat sebesar 5.530 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd), sedikit di bawah target tahun ini sebesar 5.628 mmscfd. Untuk 2026, pemerintah menargetkan lifting gas dalam kisaran 5.338 hingga 5.695 mmscfd.
Tri menjelaskan bahwa target 2026 tetap disusun dengan memperhitungkan dinamika lapangan migas nasional, termasuk kondisi lapangan yang memasuki fase penurunan produksi alamiah.
STRATEGI PENCAPAIAN TARGET
Untuk mengejar target produksi minyak dan gas nasional, pemerintah menerapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah optimalisasi pada lapangan-lapangan produksi yang masih aktif. Selain itu, sumur-sumur tidak aktif (idle) akan diaktivasi kembali, baik oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) maupun melalui kerja sama dengan mitra strategis.
Langkah ini telah difasilitasi melalui Peraturan Menteri ESDM No. 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi.
Pemerintah juga mendorong intensifikasi kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru yang dapat menopang produksi dalam jangka panjang.
“Target ini bukan sekadar angka, tapi peta jalan menuju ketahanan energi nasional. Kami akan pastikan semua sumber daya dimobilisasi secara optimal,” tegas Tri.
Dengan tantangan medan yang semakin kompleks, pemerintah menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator dan pelaku industri dalam menjaga keberlanjutan produksi migas Indonesia.