Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja strategis ke Boven Digoel, Papua Selatan, pada Minggu (8/6), untuk meninjau langsung perkembangan program biodiesel berbasis kelapa sawit yang tengah digarap sebagai bagian dari strategi nasional ketahanan energi.
Program ini merupakan bagian dari kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan energi sebagai salah satu prioritas utama pembangunan nasional, terutama dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak jenis solar.
Dalam keterangannya kepada pers, Menhan Sjafrie menegaskan bahwa pengembangan biodiesel berbasis sawit di Papua bukan hanya soal energi alternatif, tetapi juga menyangkut kedaulatan wilayah dan pembangunan ekonomi di kawasan timur Indonesia.
“Kunjungan ini bukan hanya untuk melihat kebun sawit dari udara, tetapi sebagai bentuk nyata komitmen Kementerian Pertahanan dalam memastikan pembangunan strategis di wilayah perbatasan berjalan sesuai arahan Presiden. Energi adalah bagian dari pertahanan,” ujar Sjafrie, seperti dikutip antaranews.com.
Fokus pada Ketahanan Energi dan Kemandirian Nasional
Program biodiesel ini menjadi bagian dari strategi besar Pemerintah Indonesia untuk mencapai kemandirian energi nasional. Ketergantungan Indonesia pada impor solar selama ini dinilai menjadi salah satu titik lemah sektor energi, terutama saat harga minyak dunia berfluktuasi.
Dengan memanfaatkan sumber daya lokal seperti kelapa sawit, pemerintah berharap dapat memproduksi bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Papua dipilih sebagai lokasi pengembangan karena dinilai memiliki potensi lahan dan sumber daya alam yang luas serta cocok untuk pengembangan kelapa sawit industri. Proyek ini juga diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal serta mempercepat infrastruktur penunjang di kawasan tertinggal.
“Dengan pengembangan biodiesel di sini, kita tidak hanya membangun ketahanan energi, tetapi juga ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat Papua,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang turut mendampingi kunjungan tersebut.
Diperkuat Kolaborasi Antar-Kementerian
Kunjungan ini tidak hanya dilakukan oleh Menhan Sjafrie seorang diri. Turut hadir dalam rombongan adalah Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Raja Juli Antoni, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dody Hanggodo. Keterlibatan lintas kementerian ini menunjukkan pendekatan terpadu dalam pembangunan sektor energi dan infrastruktur di wilayah Papua.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menekankan pentingnya keberlanjutan dalam pengembangan proyek ini. “Kami pastikan bahwa setiap langkah yang diambil tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Perluasan perkebunan sawit untuk biodiesel ini akan mengikuti prinsip-prinsip kehutanan lestari,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri PUPR Dody Hanggodo menyatakan komitmennya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang menghubungkan perkebunan dengan pelabuhan dan pusat distribusi bahan bakar di wilayah selatan Papua.
“Tanpa akses jalan dan logistik yang baik, maka distribusi biodiesel akan terhambat. Maka dari itu, pembangunan infrastruktur menjadi tulang punggung keberhasilan program ini,” ujarnya.
Pengembangan Terpadu dan Keamanan Wilayah
Selain aspek energi, kunjungan Menhan Sjafrie juga menekankan pentingnya stabilitas keamanan di kawasan perbatasan. Boven Digoel berbatasan langsung dengan Papua Nugini dan kerap menjadi perhatian khusus dalam aspek pertahanan nasional.
“Pembangunan ekonomi tanpa keamanan adalah utopia. Karena itu, keberadaan TNI di wilayah ini bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan, tetapi juga sebagai mitra pembangunan,” jelas Menhan.
Ia juga menyebut bahwa integrasi program biodiesel dengan sistem pertahanan akan menciptakan efek ganda: mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan memperkuat kehadiran negara di wilayah timur.
Harapan bagi Papua Selatan
Pemerintah Provinsi Papua Selatan menyambut baik inisiatif ini. Gubernur (Plt) Papua Selatan, dalam pernyataan tertulisnya, mengatakan bahwa proyek ini dapat menjadi model baru pembangunan wilayah berbasis sumber daya lokal dan berbasis rakyat.
“Selama ini Papua selalu dianggap tertinggal. Tapi dengan hadirnya proyek-proyek seperti ini, kami optimis Papua bisa menjadi motor energi hijau nasional,” tulisnya.
Warga lokal pun menyampaikan harapannya agar proyek ini membawa manfaat nyata. “Kami berharap tidak hanya pekerjaan, tetapi juga pelatihan dan pendidikan bagi anak-anak muda Papua agar bisa ikut terlibat langsung dalam industri energi,” ujar Simon Abukat, tokoh masyarakat di Tanah Merah.
Kesimpulan
Kunjungan Menhan Sjafrie dan para menteri lainnya ke Boven Digoel menandai langkah strategis pemerintah dalam membangun kemandirian energi nasional dengan pendekatan kawasan timur. Proyek biodiesel berbasis kelapa sawit ini diharapkan tidak hanya menyuplai kebutuhan energi domestik, tetapi juga menjadi simbol transformasi Papua sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.