UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TURUN JADI 427,2 MILIAR DOLAR AS PADA FEBRUARI 2025

Ekonomi, Fokus, Nasional18 Dilihat

Bank Indonesia mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan pada Februari 2025 menjadi 427,2 miliar dolar AS. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan Januari 2025 yang tercatat sebesar 427,9 miliar dolar AS. Penurunan ini mencerminkan kondisi pengelolaan utang yang kian solid di tengah tekanan pasar global yang belum mereda.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa secara tahunan, pertumbuhan ULN Indonesia juga melambat. Pada Februari 2025, pertumbuhannya tercatat 4,7 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan Januari yang berada di level 5,3 persen yoy. Perlambatan ini disebabkan oleh kombinasi dari penurunan ULN sektor publik dan kontraksi yang terjadi di sektor swasta.

Secara lebih rinci, ULN pemerintah mengalami penurunan tipis menjadi 204,7 miliar dolar AS, turun dari posisi bulan sebelumnya yang sebesar 204,8 miliar dolar AS. Pertumbuhan tahunan ULN pemerintah pun ikut melambat menjadi 5,1 persen. BI mencatat bahwa arus keluar dana investor asing dari pasar surat berharga negara turut memengaruhi angka ini, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global yang mendorong pergeseran portofolio ke instrumen lain.

Meski begitu, pemerintah tetap menjaga komitmen terhadap pengelolaan utang yang bertanggung jawab. Seluruh kewajiban utang tetap dipenuhi tepat waktu. Saat ini, hampir seluruh utang pemerintah—yakni 99,9 persen—merupakan utang jangka panjang dan difokuskan untuk sektor produktif. Di antaranya, 22,6 persen dialokasikan ke sektor kesehatan, 17,8 persen ke administrasi pemerintahan, dan 16,6 persen ke pendidikan.

Sementara itu, ULN sektor swasta tercatat stabil di kisaran 194,8 miliar dolar AS, namun secara tahunan mengalami kontraksi lebih dalam menjadi -1,6 persen. Kontraksi ini dialami baik oleh lembaga keuangan (-2,2 persen yoy) maupun perusahaan non-keuangan (-1,5 persen yoy). Sektor pengolahan, jasa keuangan, serta listrik dan gas tetap menjadi penyumbang utama ULN swasta, mencakup 79,6 persen dari total utang luar negeri sektor ini.

Ramdan menambahkan bahwa struktur utang luar negeri Indonesia secara keseluruhan masih berada dalam kategori sehat. Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 30,2 persen. Selain itu, komposisi utang juga tetap terjaga dengan dominasi utang jangka panjang yang mencapai 84,7 persen.

Untuk menjaga stabilitas ini, BI dan pemerintah terus memperkuat sinergi dalam pemantauan ULN. Langkah tersebut menjadi bagian dari strategi besar untuk memastikan bahwa pembiayaan pembangunan tetap berkelanjutan tanpa menimbulkan risiko berlebih terhadap stabilitas makroekonomi nasional.

SUMBER : INFOPUBLIK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *