JAKARTA — Kisah berikut ini tidak terpublikasi. Karena itu jarang yang tahu bahwa Muhammad Jusuf Kalla mengongkosi sendiri biaya-biaya yang dibutuhkan untuk mendamaikan pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Hingga sebuah konten audio-visual beredar di WhatsApp tanpa kejelasan pihak pembuat, mengungkap cerita tersebut.
“Jangan berfikir tentang apa yang kita dapat tapi apa yang bisa kita berikan,” kata suara yang mirip JK, sapaan akrabnya, pada konten yang dibagikan melalui media perpesanan WhatssApp, beberapa waktu lalu.
Dalam konten tersebut terungkap biaya mendamaikan Indonesia-Aceh sebesar Rp6 miliar. Dari jumlah itu yang sempat diganti pemerintah Indonesia sekitar Rp2-3 miliar.
“Di Aceh semua biaya awalnya saya yang tanggung,” papar suara mirip JK. “Nanti kemudian pemerintah (bilang) “Jangan begitu Pak nanti kita bayar nanti setelah itu tapi tidak, hanya 2 – 3 miliar,” lanjutnya.
Dikatakan, komponen biaya perdamaian meliputi keperluan semacam biaya perjalanan juga akomodasi.
“Belum yang lain-lain,” ucap suata mirip JK.
Jika hendak berangkat ke Aceh kala itu, JK pun menelepon sang istri, Mufidah Kalla, untuk minta diongkosi.
“Kasih 1 miliar bingung istri saya mau diapain uang ini, dapat pahala nanti saya bilang,” tambah JK.
Usaha perdamaian pun akhirnya tercapai. “Semua happy, semua merasa menang, GAM merasa menang dan dapat menjadi gubernur, kita merasa menang, selesai konflik ekonomi baik rakyat senang,” pungkas JK.
Hal yang mirip terjadi ketika JK membantu menyelesaikan konflik di Thailand.
“Yang penting kemanusiaan, pahala besar (jika) mendamaikan orang. Di Thailand (yang penting) apa yang bisa kita beri di Pattani,” tutur tokoh yang kerap disebut Juru Damai tersebut. (*)