PENJURUSAN SMA KEMBALI DITERAPKAN, GURU DAN PRAKTISI DUKUNG PENUH

Fokus, Nasional24 Dilihat

Rencana Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengembalikan sistem penjurusan di SMA tahun ajaran 2025/2026 mendapat sambutan luas dari para guru dan praktisi pendidikan. Para pendidik menilai langkah ini krusial untuk membantu siswa fokus dan mempersiapkan masa depan akademik mereka.

Ketua Umum PB PGRI, Unifah Rosyidi, menyatakan penjurusan membuat siswa lebih memahami bidang ilmunya sejak dini. “Kalau dasar ilmunya tidak kuat, mereka sulit memilih peminatan yang tepat. Penjurusan membantu siswa jadi ahli sesuai minat,” ujar Unifah, Senin (14/4).

Dukungan serupa disampaikan praktisi pendidikan, Heriyanto. Ia menyebut sistem tanpa jurusan yang berlaku sebelumnya justru membuat banyak siswa bingung menentukan arah. “Siswa yang awalnya mau jadi dokter, ambil biologi dan kimia. Tapi kalau di tengah jalan berubah mau jadi insinyur, mereka kelabakan karena tidak ambil fisika,” jelasnya.

Heri juga menyoroti ketidaksesuaian antara kurikulum SMA dengan kebutuhan dunia perguruan tinggi. Menurutnya, banyak kampus tetap mensyaratkan penguasaan dasar ilmu eksakta seperti fisika dan kimia, meskipun jurusan mahasiswa tidak sepenuhnya terkait.

Dari sisi pengelolaan sekolah, guru Geografi SMA Pangudi Luhur II Servasius Bekasi, Ignasius Sudaryanto, menilai penjurusan akan memudahkan pembagian jam mengajar. “Selama ini pembagian jam jadi ruwet karena siswa bebas pilih mata pelajaran. Ini berpengaruh ke tunjangan profesi guru juga. Kalau jurusan dipastikan dari awal, semua lebih tertata,” katanya.

Ignasius menambahkan, tidak semua siswa mampu memilih pelajaran secara tepat tanpa panduan jurusan. Banyak yang memilih mata pelajaran asal-asalan, tanpa mempertimbangkan kebutuhan lanjutan ke perguruan tinggi.

Dukungan dari berbagai kalangan pendidikan ini mempertegas perlunya sistem penjurusan kembali hadir di SMA. Dengan arah yang jelas, siswa diharapkan lebih fokus membangun kompetensi, sementara guru dan sekolah dapat mengelola pembelajaran lebih efektif.

Kemendikdasmen berencana menerapkan kebijakan ini di seluruh Indonesia mulai tahun ajaran 2025/2026, sebagai bagian dari upaya memperkuat fondasi pendidikan menengah nasional.

SUMBER: INFOPUBLIK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *