Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 4,2% pada triwulan III-2024. Sektor ini menyumbang 22,46% terhadap industri pengolahan nonmigas dan 3,87% terhadap PDB nasional. Plt Dirjen IKFT Kemenperin, Reni Yanita, menegaskan bahwa sektor IKFT menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.
Subsektor kulit dan alas kaki mencatat lonjakan pertumbuhan hingga 10,15% pada triwulan III-2024. Industri tekstil dan pakaian jadi juga tumbuh 7,43%, sementara industri karet dan plastik mencapai 3,46%. Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh 3,08%.
Dalam visi Indonesia Emas, Kemenperin menargetkan sektor IKFT tumbuh hingga 6,59% pada 2025 dan berkontribusi 3,62% terhadap PDB. Strategi utama meliputi hilirisasi, restrukturisasi mesin, dan implementasi industri 4.0, dengan fokus pada kawasan petrokimia di Teluk Bintuni dan Tanjung Enim.
Transformasi ke arah keberlanjutan dilakukan melalui ekonomi sirkular, seperti pemanfaatan limbah plastik dan tekstil. Meskipun menghadapi tantangan global, sektor IKFT diharapkan tetap menjadi motor penggerak ekonomi nasional.