Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan komitmennya untuk membawa Indonesia kembali tampil di Piala Dunia. Sepak bola, yang menjadi olahraga paling digemari di Tanah Air, terakhir kali membawa Indonesia ke ajang tersebut pada tahun 1938, ketika masih dikenal sebagai Hindia Belanda.
Kini, dengan semangat baru, Erick Thohir optimistis Indonesia mampu meraih mimpi besar itu di masa depan. Hal tersebut ia sampaikan dalam sesi wawancara eksklusif bersama wartawan Reuters, Michael Church belum lama ini.
Menurut Erick Thohir, Indonesia bisa bersaing di sembilan besar Asia, mengingat besarnya jumlah penduduk dan antusiasme masyarakat terhadap sepak bola. Namun, dalam perbincangan tersebut, dirinya juga menekankan pentingnya waktu dan proses untuk mencapai target tersebut.
Dengan populasi besar dan proyeksi peningkatan PDB per kapita hingga $30.000 pada tahun 2045, ia yakin kualitas sepak bola nasional akan meningkat seiring perkembangan ekonomi bangsa.
“Banyak yang menyebut bahwa kami adalah raksasa tidur, dan inilah mengapa kami harus menciptakan program tentang bagaimana kami bisa menjadi lebih baik,” ujarnya.
Salah satu langkah strategis yang diambil Erick Thohir adalah memanfaatkan potensi diaspora Indonesia, terutama mereka yang lahir dan bermain sepak bola di Eropa. Para pemain ini kini mulai bergabung dengan skuad Tim Nasional dan memberikan kekuatan baru bagi tim Garuda di bawah arahan pelatih Shin Tae-yong. Dirinya mengungkapkan tak sedikit pemain diaspora ingin kembali memperkuat tanah leluhur mereka karena faktor emosional dan kebanggaan keluarga.
“Mereka ingin kembali ke akar mereka karena itu sentimental bagi mama, papa, nenek, dan kakek mereka, dan inilah yang saya bawa kepada mereka, sebuah program yang baik dan mimpi yang ingin kami capai,” kata Erick.
Meski demikian, tantangan besar masih menghadang sepak bola Indonesia. Masalah seperti hooliganisme, pengaturan skor, dan tragedi di Malang pada 2022 menjadi catatan kelam yang harus diatasi. Erick Thohir menegaskan bahwa reformasi menyeluruh telah dilakukan, termasuk menjalin kerja sama dengan federasi Jepang untuk meningkatkan kualitas wasit dan membersihkan liga domestik dari berbagai praktik yang merugikan.
“Jika kami memiliki lebih banyak klub yang fokus pada hal-hal mendasar, kami bisa mengembangkan talenta kami. Tentu saja, kami sedikit unik karena mencoba melakukannya dari puncak piramida ke bawah.”
Dengan langkah-langkah ini, Erick Thohir yakin Indonesia mampu membangun fondasi yang kokoh untuk bersaing di tingkat dunia. Ia menutup pernyataannya dengan keyakinan bahwa mimpi membawa Indonesia kembali ke Piala Dunia bukanlah sesuatu yang mustahil. “Raksasa tidur ini akan bangkit,” tegasnya.