ANNISA MERAIH EMAS GEGARA JERITAN TOKEN LISTRIK

Fokus, Olahraga31 Dilihat
banner 468x60

MEDAN—Ada cerita yang niscaya membuat siapa pun meleleh hatinya di balik sukses Annisa Nur Anggraini meraih medali emas PON 2024 di Medan.

Untuk mewujudkan cita-citanya mempersembahkan emas bagi daerahnya, DKI Jakarta, wanita karateka itu harus rela tak menjalani wisuda di kampusnya tahun ini.

banner 336x280

Selain itu Annisa juga beberkan situasi yang memicu semangatnya untuk meraih prestasi terbaik.

Motivasi itu ternyata berisik bunyi token listrik yang minta diisi setiap bulan.

Ketika lagu kebangsaan ‘Bagimu Negeri’ ciptaan Kusbini diperdengarkan di Gedung Serbaguna Universitas Negeri Medan, Rabu (18/9/2024) malam, air mata Annisa tak kuasa jatuh di pipi. Tepat saat berada di podium upacara penghormatan pemenang (UPP).

Medali emas dikalungkan dan boneka maskot Hatra serta piagam terpegang erat di kedua tangannya.

Tak berselang lama, dirinya pun bercerita suka dan duka selama merintis menjadi karateka. Wanita dengan paras manis ini menekuni karate sejak 2012. Kala itu, dirinya kerap mengikuti kejuaraan provinsi dan nasional.

Annisa mulai bercerita pengorbanan yang ia rasakan selama berlatih. Salah satu pengorbanan terbesarnya, dirinya terpaksa menunda penyusunan skripsi.

Hal ini pula yang membuat atlet berusia 23 tahun itu memupus impiannya untuk lulus kuliah di 2024. Itu merupakan salah satu keputusan yang berat.

“Pengorbanan yang paling besar harusnya saya sudah lulus kuliah ya. Karena saya banyak dispensasi dan saya harus menunda kelulusan dan skripsi saya untuk karate ini,” katanya.

“Harusnya tahun ini berbarengan dengan PON. Mimpi saya sebenarnya ingin sekali skripsi selesai, PON juga dapat medali emas, ternyata harus memilih salah satu,” ujar mahasiswi semester 9 Universitas Budi Luhur di Cileduk, Jakarta.

Annisa juga bercerita tentang rasa bertanggungjawab terhadap keluarga setiap suara token listrik rumah kontrakan keluarganya sudah mulai berbunyi.

Suara yang menyakitkan telinga itu terasa menembus ke hati. Itu suara yang menandakan saldo harus ditambah agar listrik tidak padam.

“Setiap harinya, saya mendengar suara token listrik yang menjadi acuan saya untuk bahagiakan kedua orang tua saya untuk membeli rumah untuk kedua orang tua saya,” ucap Annisa.

Selama persiapan PON, latihan keras dan perjalanan panjang ia jalani bersama karateka lain. Mulai mengikuti program try out ke Jepang selama satu bulan dan juga ke Filipina.

Mental dan pengalaman itulah yang membuatnya sukses merebut emas. Waktu itu mengalahkan karateka tuan rumah Arnella Putri Wandari.

“Nothing to lose sih, soalnya aku udah pernah dua kali kalah sama dia di Kejurnas dan event try out kemarin. Saya gak mau harga diri saya dijatuhkan di rumah dia, saya ingin jatuhkan dia di rumahnya sendiri,” ujar atlet kelahiran 6 September 2001 ini.

Meski mengaku sempat deg-degan karena melawan atlet tuan rumah, tetapi doa dan motivasi dari pelatih dan orang terdekat membuat dirinya bisa melewati tekanan tersebut.

Prestasi merebut emas membuat Annisa mendapat bonus senilai Rp15 juta. (*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *