JAKARTA — Fantastis. Niscaya hanya itu kata yang paling tepat untuk menggambarkan lonjakan keuntungan pada PT PLN Batubara Niaga (PLNBBN).
Berdasarkan data dari sejumlah sumber, di tahun 2021 perusahaan itu mampu mengeduk keuntungan mencapai Rp60 miliar, setahun berikutnya jumlah laba perusahaan melonjak menjadi Rp2,4 triliun, lalu melejit lagi di tahun berikutnya, 2023, menjadi Rp6,3 triliun.
Banyak pihak menilai kemampuan mendulang keuntungan itu sangan fantastis dan menakjubkan.
Lalu bagaimana cara yang diterapkan Kanapi Subur Dwiyanto, pemimpin (PLNBBN), untuk membuat perusahaannya mencapai prestasi luar biasa tersebut?
Mengutip situs resmi PLN Batubara, perusahaan ini didirikan 11 Agustus 2008 untuk mengamankan pasokan batu bara bagi PLTU PLN (Persero) dan anak usaha dengan harga yang efisien.
Pada saat harga batu bara internasional sangat murah, semua pemilik tambang ingin memasok ke PLN. Sementara itu, ketika harga batu bara merangkak naik, pasokan untuk PLN berkurang.
Kondisi itu terungkap dalam diskusi Webinar yang digelar Asosiasi Pengusaha Batu bara dan Energi Indonesia (ASPEBINDO), bersama Satgas Energi BPP HIPMI, bertema ‘Penguatan Ketahanan Energi Melalui Strategi Pengadaan Pasokan Batu Bara Nasional’, Selasa (28/9/2021).
Atas dasar itu pula, PLN memilih untuk melakukan kontrak jangka panjang langsung dengan penambang.
Adapun digitalisasi pengelolaan batu bara menjadi langkah strategis perusahaan untuk memastikan rantai pasok batu bara dapat terjaga dengan baik.
PLN membangun sistem manajemen terpusat dan berbasis digital mulai dari perencanaan, transportasi, operasi, hingga evaluasi penggunaan batu bara. PLN juga membangun Early Warning System (EWS) apabila terdapat potensi terjadinya keterlambatan stok batubara, termasuk akibat cuaca buruk.
Kanapi Subur Dwiyanto kembali diangkat menjadi direktur utama PT PLN Batubara Niaga pada tahun 2021, dimana pada tahun itu, pasokan mengalami stangnan, yang mengakibatkan PLN Batubara Niaga cuma mengirim 800 ribu metric ton batubara. Pasarnya cuma PLTU IPP Jawa 7, Celukan Bawang, dan Mamuju.
Kanapi tak tinggal diam. Ia keluarkan jurus inovasi dengan melakukan coal blending activity.
Batubara yang memiliki kualitas berbeda dicampur sehingga menghasilkan batubara dengan kualitas tertentu yang diinginkan.
Dengan jurus itu produk PLNBBN sesuai persis dengan kebutuhan pelanggan. Daya serap pun melejit.
Memasuki 2022, PLNBBN mengembangkan pasar dan menambah pelanggan. Ada PLTU Meulaboh 34, PLTU IPP Bengkulu, Kalbar 1, hingga Jeneponto Sulawesi Selatan.
Selain itu, Kanapi juga merambah pasar industri non kelistrikan. Seperti pabrik semen, industri kimia, smelter Morowali, pabrik kertas, dan beberapa industri di Jatim dan Jabar. (*)