TIDAK SAH KE YOGYAKARTA KALAU BELUM NIKMATI HIDANGAN LEGEND INI

banner 468x60

JAKARTA — Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai kuliner yang tersebar di setiap provinsi dan menjadi kuliner khas.

Kuliner khas Indonesia selain memiliki cita rasa beragam juga memiliki sejarah dan cerita di baliknya yang menarik untuk diketahui.

banner 336x280

Berikut ini beberapa makanan khas dari daerah Yogyakarta :

1. Gudeg

Makanan yang menjadi ikon utama Daerah Istimewa Yogyakarta adalah gudeg. Nama “gudeg” didapat dari istilah bahasa Jawa hangudek. Istilah hangudek memiliki arti ‘proses mengaduk’.

Sebagai makanan khas Yogyakarta, gudeg merupakan salah satu olahan yang banyak dipilih untuk dijadikan oleh-oleh. Seiring dengan perkembangan zaman, pengemasan gudeg juga semakin beragam.

Ada yang dikemas dengan besek, daun pisang, kardus, dan kendil. Selain itu, karena gudeg merupakan masakan basah dan cepat basi, muncul ide untuk menjadikan gudeg sebagai makanan kalengan agar tidak cepat basi.

2. Sate Klathak

Sate klathak adalah sate yang berbahan dasar daging kambing muda. Bagian uniknya adalah tusuk satai yang digunakan tidak terbuat dari bambu, tetapi dari besi jeruji sepeda. Penggunaan jeruji besi ini dimaksudkan agar daging kambing muda lebih cepat matang karena panasnya yang merata.

Satai (atau disebut sate oleh masyarakat Jawa) adalah salah satu makanan khas Indonesia yang masuk dalam daftar makanan terlezat di dunia.

 

3. Berongkos

Berongkos (atau disebut brongkos oleh masyarakat Jawa) merupakan salah satu olahan sayur yang terbuat dari daging sapi, terutama bagian sandung lamur (bagian daging sapi yang berasal dari bagian dada bawah, sekitar ketiak).

Ciri khas dari masakan ini adalah penggunaan keluak sebagai bumbu sehingga sayur berwarna gelap dan beraroma khas.

4. Gatot dan Tiwul

Gatot dan tiwul adalah makanan yang terbuat dari ketela pohon (singkong). Gatot dan tiwul merupakan salah satu makanan yang bermanfaat untuk pencernaan perut. Makanan ini diolah melalui proses fermentasi.

Saat proses fermentasi singkong, bakteri asam laktat (laktobasilus) tumbuh dan berkembang biak. Singkong yang telah diproses fermentasi kemudian dijemur di bawah sinar matahari menjadi gaplek.

Tiwul merupakan makanan berbahan gaplek yang berwarna putih, sedangkan gatot berbahan gaplek yang berwarna hitam. Gaplek hitam dihasilkan karena proses pengeringan yang tidak sempurna setelah proses fermentasi.

5. Wajik

Wajik adalah makanan olahan yang terbuat dari beras ketan yang ditanak dan dicampur dengan santan dan gula kelapa. Dalam upacara adat Jawa, misalnya upacara pernikahan, wajik merupakan jenis makanan yang wajib ada.

Dalam upacara pernikahan wajik disajikan bersama dengan jadah, krasikan, jenang alot, dan tawonan. Kelima makanan tersebut adalah jenis olahan yang biasa dibawa pada seserahan oleh calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita.

 

6. Apem

Apem adalah salah satu makanan khas Daerah Istimewa Yogyakarta yang biasa digunakan untuk upacara adat, Apem atau disebut juga Apam dalam bahasa Indonesia.

Nama apem berasal dari bahasa Arab afwan atau afuwwun yang berarti ‘meminta maaf’ atau ‘meminta ampunan’. Namun, lidah orang Jawa sulit melafalkan afwan/afuwwun sehingga menjadi apem.

Masyarakat Jawa biasanya membuat apem saat menjelang Ramadan dan membagikannya kepada saudara, tetangga, atau dikirim ke masjid.

Kue ini juga difungsikan sebagai sarana mengungkapkan rasa syukur terhadap rezeki yang sudah didapatkan. Selain itu, kue ini disajikan dalam upacara adat tertentu, misalnya upacara pernikahan, upacara jumeneng Sri Sultan, dan upacara labuhan di Pantai Parangtritis.

7. Kipo

Kipo adalah makanan tradisional yang berasal dari wilayah Kotagede, Yogyakarta. Terdapat cerita menarik di balik pemberian nama tersebut.

Kipo merupakan makanan berwarna hijau yang bentuknya kecil, tetapi memiliki rasa yang lezat. Rasa manis dan gurih terdapat dalam kipo yang dihasilkan dari campuran gula dan kelapa sebagai isinya.

8. Jenang Garut

Jenang garut merupakan olahan bubur yang berasal dari tepung garut. Garut merupakan jenis umbi-umbian yang memiliki kandungan serat tinggi. Tanaman ini banyak tumbuh di desa Sidomulyo, Kabupaten Kulonprogo.

9. Geplak

Sejak zaman kolonial Belanda, Bantul merupakan daerah penghasil gula tebu dan gula kelapa. Pada saat itu terdapat enam pabrik gula. Selain itu, di kawasan Bantul terdapat banyak perkebunan tebu.

Secara geografis Kabupaten Bantul terletak di pesisir selatan yang menghasilkan banyak kelapa. Kelapa merupakan bahan baku pembuatan gula kelapa.

Melimpahnya persediaan gula tebu, buah kelapa, dan gula kelapa di kawasan Bantul menjadi awal munculnya geplak. Selain gula dan kelapa yang merupakan bahan baku utama, geplak terbuat dari tepung beras.

Pada awalnya geplak hanya berwarna putih. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu geplak memiliki warna yang bervariasi sesuai dengan rasanya. Salah satu tempat terkenal yang menjual geplak adalah daerah Gose, Bantul.

10. Yangko

Selain kipo ada juga makanan yang berasal dari Kotagede, yaitu yangko. Kue yangko adalah makanan yang bercita rasa manis dan gurih.

Awalnya nama kue ini adalah kiyangko. Namun, orang Jawa sulit untuk mengucapkannya sehingga lama-lama menjadi yangko. Orang yang pertama kali mengenalkan yangko adalah Mbah Ireng.

Inovasi pembuatannya oleh Mbah Ireng sudah dilakukan sejak tahun 1921. Namun, yangko baru mulai dikenal luas pada tahun 1939. Sekarang ini yangko sudah lebih menarik kemasan dan rasanya, serta aromanya pun beragam.

11. Wedang Ronde

Di beberapa kawasan di Indonesia, termasuk di Yogyakarta sering dijumpai minuman khas, yaitu ronde. Masyarakat biasa menyebutnya wedang ronde. Dalam bahasa Jawa, wedang berarti minuman. Minuman khas ini memiliki fungsi sebagai penghangat tubuh karena salah satu bahan bakunya adalah jahe.

Meskipun banyak ditemukan di Yogyakarta, sebenarnya minuman ini merupakan minuman khas dari Cina. Di negara Tirai Bambu, minuman ini bernama tangyuan.

Tangyuan terbuat dari tepung ketan, dicampur sedikit air, diberi isi, dibentuk bola, dan direbus. Tangyuan ini ada di dalam wedang ronde khas Yogyakarta. Bentuknya bulat, warnanya putih, dan biasanya memiliki isi kacang.

12. Wedang Uwuh

Wedang dalam bahasa Jawa artinya ‘minuman’, sedangkan uwuh artinya ‘sampah’. Minuman khas dari Imogiri, Bantul ini dinamakan wedang uwuh karena bahan-bahan untuk membuatnya terlihat seperti kumpulan sampah ketika dicampur dalam satu wadah. (***)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *